Berlokasi di Periangan, tanah datar, Sumatra Barat. Berdirinya Masjid Ishlah yang disebut juga dengan Masjid Tuo ini menandai masuknya Islam ke Ranah Minang. Menurut salah satu pemuka adat di Negeri Pariangan. Datuak Mangkudum, Masjid Tuo ini pertama kali dibangun dapa abad ke-11.
Sejak
pertama di bangun, Masjid Tuo telah mengalami tiga kali renovasi dan satu kali
pindahan lokasi. “Mulanya, Masjid Tuo terletak tidak jaug dari lokasi
berdirinya saat ini. Dipindah ke tengah perkampungan agar mudah di akses
masyarakat”. Ujar bapak dengan nama asli Delima Kasim ini.
Masjid
Tuo memiliki ciri khas bangunan adat Minangkabau
dengan kubahnya yang dibentuk bagonjoang. Terdiri dari tiga kubah, bagian kubah
tertinggi melambangkan keesaan Tuhan. Pada kubah tertinggi ini, terdapat empat
lapisan yang masing-masingnya melambangkan empat jenis kedudukan masyarakat
dalam satu negeri yaitu khatib, sutan,
malin dan pakiah.
Masjid
Tuo ditopang oleh empat tiang besar di bagian depan dan empat tiang berukuran
lebih kecil di bagian belakangnya. Dari segi adat, empat tiang besar
melambangkan Tuanku Nan Barampek
yang terdiri dari Imam, Khatib, Qadhi
dan Bilal.
Tuanku Imam bertugas
memimpin salat lima waktu khususnya Salat Jum’at. Tuanku khatib bertugas memimpin pelaksanaan Sidang jum’at. Tuanku Qadhi bertugas menikahkan
warga sesuai Syariat Islam. Sedangkan Tuanku
Bilal bertanggung jawab mengumandangkan adzan lima waktu khususnya Sidang
jum’at. “Sementara dalam Islam, empat tiang besar ini juga melambangkan empat
sahabat Rasul.” Ujar Dalimi.
Kemudian empat tiang kecil melambangkan empat jenis ninik mamak di Minangkabau. Secara keseluruhan, penyangga masjid yang berjumlah delapan tiang ini melambangkan jumlah suku yang terdapat di Pariangan.
Tidak
hanya kubah dan tiangnya, jumlah jendela yang terdapat pada masjid ini juga
memiliki artinya sendiri. Enam jendela pada bagian kiri dari arah masuk masjid
melambangkan jumlah rukun iman, sedangkan lima jendela pada bagian kanan masjid
menandakan jumlah rukun Islam.
Meski
telah di renovasi beberapa kali, uniknya masjid ini tidak di buat bertingkat
seperti kebanyakan mesjid. “tidak boleh di bangun bertingkat karena dapat
mengubah sejarah”. Kata Dalima.
Nah
semoga apa yang saja jelaskan dan apa yang ada di dalam tulisan ini bermanfaat
bagi yang membutuhkan informasi. Sumber @beritaummatislam
0 Response to "Masjid Pertama Yang Berdiri Di Ranah Minang"
Post a Comment